Rizmart Studio

Degupan  masih terasa pada setiap jiwa yang merasa saat yang telah lama dinanti sejak tahun 1977 oleh seluruh warga negara akhirnya membuah hasil dengan jaringan goal penalti terakhir oleh Badrol Baktiar dalam sukan bola sepak di Sukan Sea ke-26, Stadium Bung Karno Jakarta, Indonesia. Gandingan penjaga goal mantap Khairul Fakmi Che Mat acapkali diasak akhirnya telah melenyapkan impian pemain indonesia dan seluruh penyokong Garuda yang nampak gah pada rentak mula akhirnya diam terduduk sambil menggigit jari, ada yang menangis dan ada yang marah sehingga ada yang meninggal dunia gara-gara sesak ketika keluar dari Stadium. Kekalahan dengan kematian tiada apa-apa makna dalam arena perjuangan tambahan permainan yang tiada kena mengena dengan landasan agama malah ada segelintir yang sanggup menggadai solat kerana ingin mendapat tempat duduk yang selesa dibangku stadium. Habis pun kisah bola yang mendebarkan antara harimau malaya dan garuda. Sebaik sahaja habis menonton perlawanan ada

Kesunyian dalam hidup itu adalah suatu titik masa dimana dunia menjadi senyap tanpa manusia , tetapi bukan bermakna dirimu ditinggalkan kerana ada sesuatu disebalik kesunyian itu. Disebalik kesepian itu ada ketenangan yang Allah ingin gambarkan kepada dirimu, gambaran yang kamu tidak pernah lihat sebelum ini yang Allah ingin hadiahkan kepadamu. Disebalik kesunyian itu Allah telah berbisik dan menemani hatimu yang resah sepi dengan memperlihatkan segala kebesaranNya. Disebalik kesunyian itu adalah pengubat kepada hatimu yang berkecamuk dengan masalah dunia. Insan yang bangun malam untuk bersolat ketika mana semua manusia dalam keadaan nyeyak tidur itulah kesunyian dan ketenangan yang indah untuk dirimu berduan dengan Allah.  Selalu kesunyian dan kesedihan itu tidak dapat dipisahkan, insan yang putus hubungan dengan manusia pasti merasa sedih dan kelamaan dia pasti kesunyian. Disebalik kesunyian pasti membuatkan manusia terkenang semula nostalgia silam yang manis-manis. K

“Aku khawatir terhadap suatu masa yang rodanya dapat menggilas keimanan.. Keyakinan hanya tinggal pemikiran, yang tak berbekas dalam perbuatan… Banyak orang baik tapi tak berakal, ada orang berakal tapi tak beriman.. Ada lidah fasih tapi berhati lalai, ada yang khusyuk namun sibuk dalam kesendirian.. Ada ahli ibadah tapi mewarisi ke sombongan iblis, ada ahli maksiat rendah hati bagaikan sufi.. Ada yang banyak tertawa hingga hatinya berkarat dan ada yang banyak menangis karena kufur nikmat.. Ada yang murah senyum tapi hatinya mengumpat dan ada yang berhati tulus tapi wajahnya cemberut.. Ada yang berlisan bijak tapi tak memberi teladan dan ada pezina yang tampil jadi figur menawan.. Ada orang punya ilmu tapi tak paham, ada yang paham tapi tak menjalankan.. Ada yang pintar tapi membodohi, ada yang bodoh tak tau diri.. Ada orang beragama tapi tak berakhlak dan ada yang berakhlak tapi tak bertuhan.. Lalu di antara semua itu di mana aku berada..?” [Ali bin Abi Thalib]